![]() |
Foto massa aksi di depan Kantor DPRD DIY |
Massa aksi yang
terdiri dari Pedagang Kaki Lima (PKL) Teras 2 Malioboro, mahasiswa, dan
beberapa anggota LBH Yogyakarta, berunjuk rasa di depan gedung DPRD DIY pada
Senin, 3 Februari 2025. Mereka menuntut keadilan hak serta kejelasan nasib
pasca relokasi PKL dari Teras 2 Malioboro ke Beskalan. Unjuk rasa ini,
seharusnya dapat mempertemukan mereka dengan anggota dewan. Namun, hingga unjuk
rasa selesai, tidak didapati satu pun perwakilan DPRD yang menemui
mereka.
Marlina, staf humas
protokol sekretariat DPRD DIY menyatakan, baik anggota maupun pimpinan dewan
memang sedang tidak ada di tempat sehingga belum dapat merespon secara langsung
aspirasi dari masyarakat. Ia menambahkan, dari pihak DPRD sendiri membutuhkan
waktu tambahan agar dapat menyusun solusi nyata bagi permasalahan relokasi ini,
bukan karena tarik ulur ataupun kesalahan komunikasi.
“Pada audiensi pertama
sudah ada beberapa hal yang harus ditindaklanjuti, tentunya dari pimpinan dan
anggota sebelum menyikapi harus punya bahan dulu, sehingga nanti pada saat
pertemuan dengan mereka itu bisa betul-betul sudah memberikan hasil solusi yang
jelas. Maka kita masih minta waktu tambahan, supaya mendapatkan hasil yang
sesuai harapan,” ungkapnya.
Ria, salah satu PKL
Teras 2 Malioboro menyampaikan, unjuk rasa dilakukan sebagai respon terhadap
tindakan DPRD yang dianggap tidak memiliki komitmen terhadap kesepakatan yang
telah dibuat sebelumnya. Mulanya, DPRD menawarkan audiensi dilakukan pada 31 Januari
2025, tetapi ditunda oleh DPRD menjadi tanggal 3 Februari 2025. Beberapa hari
sebelum pelaksanaan audiensi di tanggal 3 Februari, DPRD mengonfirmasi tidak
dapat menemui massa aksi.
“Sekitar dua minggu
yang lalu, sebenarnya sudah dilakukan audiensi. Tapi di situ kami merasa belum
ada solusi yang jelas. Kemudian mereka (DPRD) menawarkan untuk audiensi kembali
pada 31 Januari, tapi kemudian mundur lagi ke tanggal 3 Februari dan hari ini
pun ketika kami datangi untuk menuntut kejelasan, mereka (masih) tidak bisa,”
ujar Ria geram.
Setelah unjuk rasa
berlangsung tanpa adanya kejelasan dari pihak DPRD, para PKL kemudian membuka
lapak dan menjajakan dagangan di selasar gedung DPRD DIY. Aksi pamungkas unjuk
rasa ini sekaligus menjadi simbol protes terhadap DPRD yang dinilai tidak serius
menyelesaikan permasalahan relokasi PKL.
Ainun Zeva
Reporter : Iqbal
Editor: Ariska Sani