XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Dalam Diam, BEM Adakan Peringatan September Hitam

Aksi Diam memperingati September Hitam di Depan Kampus Pusat UNY, Selasa (7/9) 

Belasan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berdiri diam mematung, dalam peringatan September Hitam yang bertempat di depan Kampus Pusat UNY pada Selasa (7/9). “Mayoritas peserta aksi dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)”, kata Tigor Oloan, Menteri Aksi dan Propaganda BEM UNY

Aksi ini dimulai sejak pukul 14.00 dan diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap oleh Ketua BEM KM UNY, Mutawakkil Hidayatullah, pada pukul 16.30.

Gerakkan yang diprakarsai oleh BEM KM UNY ini, bertujuan untuk merefleksikan ingatan khalayak tentang berbagai macam kasus pelanggaran HAM masa lalu.

Para peserta aksi membawa poster dan spanduk yang bertuliskan ragam kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia. Selain itu para peserta aksi juga menggenggam bunga mawar dalam serangkaian aksinya.

Potret Aksi Diam


“Bunga ini sebagai lambang akan perjuangan penegakan HAM di Indonesia yang belum terselesaikan”, kata Farizh Dwiansyah, Ketua BEM FIS UNY yang turut menjadi bagian dari peserta aksi.

Kasus Munir menjadi salah satu topik yang diangkat pada aksi ini. Munir merupakan seorang aktivis HAM yang lantang menyuarakan penegakkan HAM di Indonesia.

Munir tewas dibunuh menggunakan racun dalam sebuah penerbangan menuju Belanda. Kasus Munir menjadi bagian dari catatan merah penegakan HAM di Indonesia. Kini ia menjadi simbol akan perlawanan dan perjuangan penegakan HAM di Indonesia.

Selain kasus Munir, ada pula isu lain yang diangkat pada aksi ini. Seperti, kasus Genosida 65, Tragedi Semanggi, dan yang terbaru Tragedi Reformasi Dikorupsi pada September 2019 yang mengakibatkan beberapa korban tewas. 


Muhammad Bagas Prasetyo
Reporter: Muhammad Bagas, Salma Nafia, Fara Alfriesta Putri, dan  Natasya Oktavia
Editor: Arina Maqshurotin Filkhiyam


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar