XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

PKKMB 2022 Masih Daring? The One and Only UNYeah



Ilustrasi: Adam Yogatama


Beberapa waktu yang lalu, tepatnya minggu pertama Agustus, saudara tua kampus kita, Universitas Gajah Mada (UGM) dan beberapa kampus lain di Yogyakarta menggelar pengenalan mahasiswa baru secara luring. Ketika itu, entah mengapa saya tiba-tiba terhenyak kala melihat status media sosial kawan saya semasa SMA. Dalam statusnya, terlihat kemeriahan dalam acara pengenalan mahasiswa baru kampus sebelah yang dilakukan secara luring.

Kemeriahan orientasi pengenalan mahasiwa baru di beberapa kampus tetangga membuat saya bertanya-tanya, kenapa UNY mengadakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) secara daring? Padahal, dengan logika bodoh saya, seharusnya sangat mungkin bisa apabila PKKMB dilakukan secara luring, atau setidaknya hybrid-lah.

Saya rasa, tahun ini adalah momen yang tepat  untuk mengenalkan lingkungan kampus bagi mahasiswa baru secara luring, karena pandemi sudah berangsur pulih. Pun, PKKMB secara daring juga tidak efektif. Saya mengikuti PKKMB UNY 2021, secara daring, pengenalan lingkungan kampus tidak menyeluruh dan utuh, hanya menatap layar tanpa tahu kondisinya secara nyata, dan juga membosankan. Lebih mengenaskanya lagi, angkatan 2022 itu sudah merasakan masa sekolah daring selama hampir dua tahun semenjak pandemi datang.

Maka dari itu, kepala saya penuh dengan pertanyaan mengenai keputusan PKKMB 2022 yang dilakukan secara daring. Jujur, sampai saat ini, saya belum mengetahui alasan yang jelas dari birokrasi UNY. Cukup aneh jika birokrasi “sebagus” UNY tidak memberikan alasan yang tepat dan jelas. Hal itu kemudian memunculkan asumsi bahwa birokrasi UNY tidak “terbuka”.

Sangat lucu jika kampus yang cita-citanya masuk World Class University di tahun 2025, keterbukaan birokrasi saja masih dipertanyakan. Hal itu tidak mencerminkan misi UNY sendiri, salah satunya di poin nomor 6 yang berbunyi: “Terwujudnya tata kelola dan layanan baik, bersih, dan berwibawa dalam pelaksanaan otonomi perguruan tinggi berdasarkan ketakwaan, kemandirian, dan kecendekiaan”.

Hal itu senada dengan tujuan UNY untuk mendunia dan berkualitas. Namun, dalam mewujudkan tujuannya, UNY perlu aspek Good University Governance. Menurut Serian, penerapan Good University Governance bisa dilihat dengan terwujudnya beberapa aspek, salah satunya adalah Transparency (keterbukaan informasi) (Wijatno, 2009), lalu apakah dalam kasus PKKMB daring ini UNY sudah transparan? Saya rasa tidak, sehingga tujuan UNY untuk mendunia hanyalah sebatas angan.

Menurut saya, birokrasi UNY telah gagal. Ketidakjelasan mengenai alasan pengadaan PKKMB secara online menunjukkan hal itu. Mengutip dari Hegel, yang mengatakan bahwa “birokrasi merupakan media penghubung kepentingan partikular (masyarakat) dengan kepentingan umum (pemerintah),” maka jika diibaratkan mahasiswa sebagai masyarakatnya dan pihak rektorat sebagai pemerintahannya, birokrasi UNY sendiri tidak bisa menjadi media tersebut.

Bukan tanpa alasan bahwa birokrasi UNY patut dipertanyakan, saat saya iseng membuka akun instagram BEM KM UNY. Salah satu postingan akun tersebut yang mengkritik sepinya PKKMB UNY 2022 terdapat foto percakapan whatsapp antara perwakilan panitia PKKMB dengan salah satu pengurus birokrasi (mungkin) yang menanyakan perihal pelaksanaan PKKMB yang masih daring. Kurang lebih isinya seperti ini:

Panitia PKKMB: “Pak, apakah PKKMB UNY fix online? Sedangkan kampus *** sudah offline

Pengurus birokrasi: “Pindah *** saja mas

Percakapan tersebut tentu memunculkan asumsi liar dalam pikiran saya: birokrasi kampus tidak kompeten. Mereka seakan tidak mau menunjukkan alasan secara tepat mengapa PKKMB tahun ini masih daring. Susahnya menjelaskan apa kira-kira? Selama alasannya masih masuk akal, saya juga akan menerimanya. Akan tetapi, acara yang melibatkan banyak orang sudah masif digelar, lalu apa alasannya? Kasus covid? Vaksin aja sudah sampai empat kali dan aturan mengenai pembatasan sosial juga sudah mulai longgar.

Saya pun mendengar, GOR UNY pada tanggal 21 Agustus lalu digunakan untuk konser, lalu kenapa untuk PKKMB secara luring tidak dilaksanakan? Menurut saya, itu adalah hal konyol dan aneh. Selain itu, pelaksanaan PKKMB secara daring juga menunjukkan ketidaksiapan kampus dalam melaksanakan tahun ajaran 2022/2023. Terbukti, banyak pemberitahuan yang mendadak secara tiba-tiba. Contohnya, pemberitahuan kuliah full daring di Kampus Gunungkidul yang diumumkan H-4 sebelum kuliah hari pertama. Padahal sudah banyak mahasiswa yang membayar kost di sekitar kampus. 

Saya memang bukan mahasiswa baru lagi, tetapi setidaknya dengan tidak transparannya birokrasi perihal ini, saya mengamini betapa bobroknya birokrasi kampus ini. Memang jauh sebelum permasalahan PKKMB yang sepi banget ini, birokrasi UNY sudah beberapa kali tidak bisa menyelesaikan permasalahan, seperti kekerasan seksual, transparansi UKT dan UPPA, dan bahkan kemarin sempat mendengar uang saku untuk KKN yang hanya 250 ribu baru saja turun setelah satu bulan KKN berlangsung.

Untuk para mahasiswa baru 2022, selamat telah memasuki kampus yang unik ini, sekarang tinggal bagaimana kalian bisa benar-benar menuntut ilmu secara baik di UNY. Jika kalian menyesal telah memasuki kampus ini, maka kalian sudah merasakan sesal pertama jauh sebelum sesal-sesal lain datang akibat tidak becusnya birokrasi UNY.

 

Penulis: Kartiko Bagas

Editor: Zhafran Naufal Hilmy

       

       

 

   

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar