XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Darurat Kekerasan Seksual di Maluku Turut Warnai Peringatan International Women Days Yogyakarta

Maya (nama samaran) menyuarakan darurat kekerasan seksual di daerahnya, Maluku (8/3/2023). Foto: Dewa Saputra


Rabu, 8 Maret 2023, titik 0 Km Yogyakarta dipadati massa aksi yang memperingati International Women Days (IWD). Berbagai individu maupun organisasi ikut tergabung dalam massa aksi yang turut mewarnai peringatan ini. Salah satunya Maya (nama samaran), turut menyuarakan darurat kekerasan seksual daerahnya, Maluku.

Maya jauh-jauh hadir langsung dari Maluku ke Yogyakarta untuk menyuarakan darurat kekerasan seksual daerahnya. Bahkan ia sudah mempersiapkan diri seminggu sebelum peringatan IWD dilakukan. Sembari menunggu peringatan IWD, ia juga berjejaring merangkul orang-orang sedaerahnya untuk bergabung bersama menyuarakan kasus ini.

“Kami baru seminggu ini di Yogyakarta. Saya bersama dua orang teman dari Maluku datang langsung ke sini untuk menyuarakan kasus darurat kekerasan seksual di Maluku. Harapannya agar teman-teman dari Maluku lebih peduli terhadap kasus ini,” ucap Maya di sela-sela massa aksi kepada Wartawan Philosofis.

Selama berada di Yogya, perempuan yang berpakaian seba hitam ini mencoba mengajak teman-teman sedaerahnya untuk lebih peduli terhadap kasus kekerasan seksual. Ia menyampaikan bahwa orang-orang sedaerahnya memang kurang peduli. Maya berpendapat bahwa kepedulian akan secara otomatis muncul ketika orang yang ada di sekitarnya menjadi korban.

“Saya percaya masih ada kepedulian dari mereka (teman-teman sedaerahnya yang berada di Yogyakarta: Red). Karena, melihat kawan-kawan yang ada di daerah masih memiliki semangat untuk mengawal kasus ini,” tuturan Maya sambil menenteng spanduk darurat kekerasan seksual (KS) di Maluku.

Ia bersama kawan-kawan yang berada di Yogyakarta juga mengupayakan kampanye dan diskusi soal KS di Maluku. Tujuannya untuk mengambil sikap, dan menentukan langkah pengawalan terhadap kasus ini.

Darurat KS di Maluku cukup pelik. Maya menyampaikan berbagai kasus KS yang terjadi di daerahnya. Berbagai kasus tersebut membuat Maya geram. Sebab, terjadi relasi kuasa antara korban dan pelaku.

“Banyak kasus KS yang terjadi di Maluku, salah satunya yang berada di Seram bagian Timur (SBT) pelakunya adalah anak dari DPR (Dewan Perwakilan rakyat: Red). Pelaku ini mengajak temannya berjumlah empat orang untuk memperkosa korban. Tapi karena dia anak DPR, lagi-lagi kasusnya ditangani secara kekeluargaan. Sebenarnya ada proses hukum. Namun lagi-lagi tidak jelas penanganannya,” ucapnya bernada tinggi.

Lebih lanjut, Ia bercerita kumpulan kasus KS yang menggunung di Maluku. Dari sekian banyak yang diceritakan, ada satu kasus yang paling mengerikan. Korban diperkosa lalu dibunuh dan jasadnya dibuang di sungai. Kasus lain seperti pelaku dari kasus ini berasal dari Suara Ternate, yang kini tanpa adanya hukuman kepada pelaku. Menceritakan kasus darurat KS yang terjadi di daerahnya membuat Maya tergerak untuk bersuara dan mengangkat kasus ini lebih luas. Semangat dan kepeduliannya begitu besar, meski Ia merasa sedih kasus yang ada di daerahnya tak kunjung diadili secara hukum.  

 

 

Dewa Saputra

Reporter: Dewa Saputra, Nasywa Az-zahra, Sabrina Nurul Izza

Editor: Zhafran Hilmy

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar