XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Aksi Damai Peringatan Hari Perempuan Sedunia, Ramaikan Pusat Kota Yogyakarta


Massa Aksi International Women's Day long march dari Jl.Abu Bakar Ali
hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta (8/3/2020)
Yogyakarta – Aksi International Women's Day (IWD) di Yogyakarta berlangsung kondusif (8/3/2020). Setidaknya begitulah menurut kesaksian salah seorang pengunjung Malioboro, Muljiati (53). Ibu yang berprofesi sebagai penjahit ini mengakui aksi IWD yang terjadi, berlangsung aman tanpa tindak kekerasan.  

Bertajuk long march, demonstrasi tersebut mengambil rute dari Jl. Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Sepanjang jalan, para peserta aksi tiada henti-hentinya meneriakkan yel-yel kesetaraan dan keadilan bagi perempuan. Sesekali jargon yang diteriakkan massa aksi berhasil mencuri perhatian pengunjung dan pedagang di Malioboro. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya orang yang sengaja berhenti sejenak untuk mengabadikan momen tersebut. 

Pelan tapi pasti, tanpa terburu-buru, massa aksi akhirnya sampai di Titik Nol Kilometer tanpa kendala yang berarti. Massa aksi pun membentuk lingkaran, dengan “mobil bak” terbuka di tengah sebagai panggung orasi. Riuh massa pun memadati titik nol, disahut orator yang terus menyerukan desakan pengakuan terhadap perempuan dan kebebasan tanpa pasungan patriarki dan seksisme.  

Massa Aksi menyampaikan orasi atas kegetiran kondisi masyarakat
Hal tersebut makin dipertegas oleh Ariana (narasumber menolak nama yang sebenarnya di publikasi), Humas Aksi International Women’s Day Yogyakarta. Ia menjelaskan tajuk aksi kali ini, di samping menuntut pengesahan RUU P-KS dan menghancurkan kapitalisme. Ariana juga menambahkan, “Aksi ini bertujuan untuk membangun solidaritas terhadap isu-isu hari ini dan melawan penindasan-penindasan yang masih ada sekarang.” 

Demikianlah selama jalannya aksi, massa turut mengkritik pemerintah yang lalai dalam mengusut masalah yang menimpa perempuan dan kelompok minoritas.  Dalam riuh--ingar orasi, massa aksi tampak tak menghiraukan kendaraan lalu lalang yang berada di Titik Nol Kilometer. Setelah berlangsung selama empat jam, pada pukul 16.40, massa  pun mengakhiri aksi dengan menyanyikan lagu Internasionale hasil alih bahasa Ki Hadjar Dewantara. 


Yoga Hanindiyatama
Reporter: Yoga Hanindiyatama, Rachma Syifa Faiza, Dewi Maryani, Dewangga Putra Mikola
Editor: Dissara 

*Tulisan ini merupakan bagian dari serangkaian program magang LPM Philosofis
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar