Tampilan panggung utama kegiatan Closing Ceremony PKKMB UNY 2021, Minggu (29/8) |
”Dulu, saat saya
masih mahasiswa baru dan Ormada (Organisasi Mahasiswa Daerah) dipegang oleh
kakak tingkat, waktu itu kegiatan hanya kumpul-kumpul doang. Belum ada program
kerja, anggotanya sedikit dan kepengurusannya juga belum jelas” ucap Riski
Rahmawan, Ketua Ikatan Mahasiswa Magelang Universitas Negeri Yogyakarta ketika
berkisah tentang pengalaman menjadi anggota Ormada
asal Magelang, pada Minggu (29/8).
Begitulah
tanggapan Ketua Ikatan Mahasiswa Magelang Universitas Negeri Yogyakarta dalam wawancara daring
selepas acara Festival Ormada. Ia juga menjelaskan—sebelum tahun 2019—tidak sampai 10 Ormada di UNY yang memiliki kegiatan dan
kepengurusan nan jelas. Kini, menurut Rizki,
setidaknya kondisi Ormada jauh lebih baik. Namun, hal itu
masih belum cukup,
mengingat Ormada masih memerlukan dukungan lebih dari pihak birokrasi UNY.
Demikianlah hal ini juga disampaikan Muhamad Akmalul Jihad, Koordinator Umum
(Kordum) Festival Ormada, kala ditemui di tengah-tengah acara tersebut. Bagi
Akmalul, Ormada harus menerima
dukungan yang lebih dari kampus.
Pasalnya, kontribusi
Ormada sebagai perkumpulan
mahasiswa turut andil dalam menjaga
citra baik kampus di daerah asal masing-masing.
Ia juga mengeluhkan minimnya dukungan kampus terhadap
Ormada. Mengingat sampai kini,
Ormada
masih berada di bawah naungan BEM dan bukan kampus (birokrat). ”Legalitas Ormada saat ini baru hanya dari BEM di tahun 2020.
Namun, kalau
saya pikir hanya dilegalkan oleh BEM, sedangkan keuangan dan sarana prasaran
tetap dari birokrasi. Makanya di tahun ini kita (mencoba) meneruskan (legalisasi) ini ke Birokrasi. Bukan cuman sekedar
BEM.” tambah Akmalul.
Sebelum menerima bantuan yang diinginkan, pria
berkacamata ini menambahkan bahwa, Ormada harus terlebih dulu mendapat
pengesahan atau legalitas dari kampus terhadap organisasinya. Sayangnya, sampai
kini legalitas Ormada baru diakui oleh BEM. Sehingga, setiap pengembangan kegiatan dan mutu Ormada masih
mengandalkan BEM sebagai organisasi yang menaungi mereka.
Akmalul juga
menerangkan jika Ormada ingin membuat rancangan kerja dan penganggaran yang diajukan
kepada kampus masih sulit dilakukan. Hal ini mengingat, status Ormada masih
dianggap sebagai organisasi di luar kampus. Ia melanjutkan bahwa, “Dana yang
mau diambilkan untuk Ormada belum tau (asalnya) dan kata pak rektor, ini adalah
sebuah komunitas di luar organisasi kampus. Maka, usaha kita (BEM) melegalkan
saja sudah berat”
Meski kondisi masih
belum berpihak pada Ormada, Ketua Ikatan Mahasiswa Magelang Universitas Negeri Yogyakarta mengaku cukup terbantu dengan BEM yang
bersedia menaungi mereka dan membantu mengembangkan sisi keorganisasian pada
tubuh Ormada sendiri.
“Alhamdulilah sekarang-sekarang mereka (BEM)
mau menaungi, memfasilitasi, dan membuka jalan untuk kami
(Ormada) agar diakui oleh birokrasi” ujar Riski Rahmawan dalam percakapannya via Whatsapp.
Di akhir wawancara, Riski
juga berpesan kepada Ormada-ormada yang ada di UNY, bahwa mereka harus terus menjalakan
kegiatan mereka dengan baik dan menjunjung nama UNY di daerah mereka
masing-masing. Selain itu, Riski turut menyampaikan harapannya kepada
Kementrian Dalam Negeri BEM KM UNY untuk melanjutkan usaha mereka dalam
menyatukan seluruh Ormada UNY sampai eksistensinya diakui oleh kampus.
Jagad Tegar Martriyas
Editor: Irfan
Arfianto
Penulisan nama organisasi nya salah min, IM2U bukan IMMU.
BalasHapus