XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Turut Hadir di Gejayan, Begini Pendapat Para Pelajar

Massa Aksi Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) terlihat memadati Pertigaan Gejayan, Sabtu (9/10)

Simpang Tiga Gejayan kembali terpantau sesak oleh ingar massa dari Aliansi Rakyat Bergerak, Sabtu (9/10). Bertajuk “Selamatkan Rakyat Yogya”, berbagai elemen mahasiswa dari kampus yang berbeda turut meramaikan aksi ini.

Terhitung mulai dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan sebagainya. Di antara rombongan massa mahasiswa dan elemen lainnya, nampak pelajar juga turut ambil bagian dalam gelanggang demonstrasi ini.

Beberapa massa aksi dari kalangan pelajar terlihat mengenakan jumper dan jaket berwarna gelap. Mereka membuat barisan di bagian tengah dan dengan kompak mengikuti aba-aba dari mobil komando. Para pelajar juga turut menyanyikan lagu “Darah Juang” dan yel-yel sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan. Bersahut-sahutan silih berganti dengan massa yang lain.


Sekelompok pelajar turut hadir dalam Aksi Selamatkan Warga Yogya

Putra, salah satu perwakilan pelajar yang berhasil Philosofis temui, angkat bicara terkait alasan keikutsertaannya dalam aksi ini. Ia mengaku mendapat informasi demonstrasi dari temannya. “Tahu aksi ini dari teman, dari ngobrol-ngobrol biasa,” ujarnya.

Putra mengaku berangkat langsung dari rumah menuju Gejayan bersama teman sejawatnya. Pelajar SMK Negeri 1 Kasihan ini juga bertemu dengan pelajar lain, tetapi tidak mengetahui dari mana asal sekolahnya.

Kala dimintai pendapat mengenai aksi, Putra tidak memberikan penjelasan yang rinci. Ia mengaku baru saja tiba di lokasi, sehingga kurang memahami isu secara lengkap. Namun, ia menyadari bahwa negaranya sedang dilanda masalah.

Seorang pelajar lain bernama Eka memberi alasan yang sama mengenai kehadirannya di aksi kali ini. “Ada temen yang ngasih kabar, terus dari story Whatsapp juga ada, sama diajak temen juga,” ucapnya ketika sedang duduk di ruas jalan di depan toko sekitar Pertigaan Gejayan.

Siswa yang sedang menempuh studi di SMK Muhammadiyah Pakem ini, mengatakan bahwa ia bersama teman-temannya datang langsung ke lokasi. Eka menandaskan bahwa tidak ada konsolidasi terlebih dahulu di SMK Muhammadiyah Pakem.

Saat ditanya perihal isu yang dibawakan oleh massa, ia berpendapat bahwa ada ketimpangan sosial di Indonesia. Menurutnya ketimpangan itu lahir karena negara belum bisa mewujudkan aspirasi dari rakyat. Di samping itu, ia menyesali sikap pemerintah yang seolah tidak peduli dengan rakyatnya sendiri. “Pemerintah itu menindas masyarakat, polisi juga. Terus ada kasus korupsi yang merugikan masyarakat,” imbuhnya.

Sebelum menutup percakapan, ia berharap tuntutan yang dibawakan pada hari ini dapat didengar dengan baik oleh para pengambil kebijakan. Ia berharap pemerintah mendengarkan tuntutan pada aksi ini dan mulai menyelesaikan pokok permasalahan yang ada satu demi satu.

Selain pelajar, kami juga sempat mewawancarai Michael Lim, anggota dari Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) secara terpisah. Melalui percakapan via WhatsApp, ia menyebut ada beberapa sikap yang disuarakan, seperti menuntut pemerintah untuk mencabut UU Omnibus Law, UU Mineral dan Batubara, memulihkan status KPK, hingga desakan untuk mengesahkan RUU PKS versi draf Jaringan Masyarakat Sipil.

Michael juga menyoroti ihwal keberadaan pelajar yang membersamai aksi di Jalan Gejayan tersebut. Michael mengatakan bahwa pihaknya tidak mengoordinasi pelajar secara langsung. Ia menduga para pelajar yang dimaksud, mengetahui informasi dari sosial media. “Saya kurang tahu juga kalau itu mas, kemungkinan tahu dari platform sosial media Gejayan Memanggil, mas,” jawabnya


Yoga Hanindya
Yoga Hanindya, Salma Nafia, Zhafran Naufal Hilmy
Editor: Arina Maqshurotin Filkhiyam


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar