XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Harto Bukan Pahlawan: Aksi Tolak Gelar Pahlawan bagi Soeharto

Foto oleh Syahi. Massa aksi membacakan rilis pers dalam aksi “Harto Bukan Pahlawan”

 

Senin, 10 November 2025, sejumlah mahasiswa dan perwakilan aliansi pergerakan menggelar aksi unjuk rasa di persimpangan Jalan Cik Di Tiro. Aksi yang berlangsung dari pukul 10.30 hingga 11.45 WIB tersebut menolak pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto.

Meskipun singkat, massa aksi  yang berkumpul di depan Monumen Tentara Keamanan Rakyat  (TKR) membawa tuntutan jelas: "Harto Bukan Pahlawan". Aksi berlangsung tertib dengan penyampaian orasi secara bergantian oleh perwakilan kelompok. 

“Memang suatu hal yang sangat disayangkan, di hari yang diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional justru disimbolisasi dengan penyematan gelar ‘pahlawan’ kepada penjahat rezim yang jelas kita semua tahu, seolah-olah mereka (pemerintah) tidak punya empati terhadap kesengsaraan rakyat,” ucap Dandi, seorang aktivis Forum Cik Di Tiro.

Aksi ini sengaja digelar di Monumen Tentara Keamanan Rakyat (TKR) selain karena strategis, juga dinilai memiliki ikatan simbolis dengan Soeharto.  Letaknya yang berada di antara Museum Dharma Wiratama dan Gedung Partai Golongan Karya (Golkar), sangat merepresentasikan sentimen terhadap sang Bapak Pembangunan.

“Seperti yang kita tahu, kedua tempat ini sangat terkait dan menjadi simbol dari era Soeharto. Di sini ada museum (penghormatan) TNI dan di sana ada gedung Golkar. Militer digunakan sebagai mesin pembunuh rakyat, sedangkan Golkar adalah alat politik yang memungkinkan kekejamannya terjadi,” jelas Ghozi, Koordinator Lapangan III.

Ghozi juga menambahkan, bahwa pemberian gelar pahlawan ini bukan sekadar wujud nepotisme hubungan Prabowo dengan Soeharto, melainkan seolah melegitimasi adanya upaya membawa kembali rezim dengan gaya kepemimpinan koersif masa orba. Aksi ini mencoba mengkritik ketidaklayakan gelar ini bagi orang sekejam Soeharto.

Selain menolak pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto, massa aksi juga menyampaikan sejumlah tuntutan lainnya, seperti penolakan terhadap RUU HAM, penegakan perlindungan pers, pembatalan revisi UU TNI, serta pemenuhan hak atas pendidikan yang berkualitas. Setelah orasi dari beberapa perwakilan, aksi kemudian ditutup dengan pembacaan rilis pers bersama-sama.

 

Ajmala A. S.

Reporter: Ajmala dan Ahmad Syahirul

Editor: Retnaningsih

 


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar