XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Aksi Solidaritas “Kami Kem-Arie” Diintervensi Dekanat, Pertanyakan Izin Acara


Foto: Ahmad Syahirul

Kamis, 9 Oktober 2025, Aksi Solidaritas bertajuk “Kami Kem-Arie” yang dilakukan oleh Ikatan Mahasiswa Ilmu Sejarah UNY mendapat intervensi dari birokrasi FISIP UNY. Pihak birokra si berdalih, kegiatan tersebut belum mendapatkan izin acara.

Intervensi tersebut dilakukan oleh Supandi, Kepala Bagian Tata Usaha FISIP bersama beberapa satpam yang langsung menemui beberapa mahasiswa. Selain bertanya mengenai izin acara, Supandi juga mempermasalahkan hadirnya beberapa media pers arus utama dalam perhelatan tersebut.

Diserahkannya pengelolaan Taman Pancasila kepada birokrasi dekanat FISIP semenjak 1 Oktober 2025, menjadi dasar mengapa Dekanat melakukan intervensi tersebut. Mulanya, tata kelola Taman Pancasila masuk ke Bagian Rumah Tangga Birokrasi Rektorat.

“Ini ada pihak dari luar. Kalau hanya duduk tidak mengundang dari luar apalagi mengundang pers, itu tidak masalah,” kilah Supandi ketika mendapat protes dari mahasiswa. Ia menjelaskan Taman Pancasila memiliki pengelola dan diatur oleh birokrasi terkait pemakaiannya.

Menjawab pertanyaan Supandi, sejumlah massa aksi menyatakan Taman Pancasila merupakan ruang publik yang dapat digunakan oleh siapa saja. Apalagi, sebagai mahasiswa, UNY, mereka harusnya berhak memakai tanpa harus melalui proses administrasi yang berbelit.

Disamping mempermasalah beberapa hal diatas, Supandi juga mempertanyakan keterlibatan dosen pembimbing dalam aksi tersebut. “Kalau ini adalah kegiatan pembelajaran, harus ada pendamping dari dosennya. Kalau ini kegiatan HIMA, harus ada pembimbing dari dosennya. Kalau misal tidak ada dari itu dan murni mahasiswa, ya harus izin (penggunaan Taman Pancasila) ke fakultas.”

Setelah terjadi perdebatan yang cukup alot, Ghozi dan Yumna, selaku perwakilan massa aksi, diminta Supandi menghadap Marita, Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, Umum dan Sumber Daya di Dekanat. Diskusi dilanjutkan secara tertutup.

Beberapa saat setelah keluar dari Dekanat, Ghozi menyampaikan “Dia (Supandi) sempat berbelit-belit mempermasalahkan aksi ini. di tengah perdebatan kami (Ghozi dan Yumna) dengan Pak Supandi, tiba-tiba Bu Marita memotong ,” Ghozi menambahkan. “setidaknya Bu Marita lebih jelas, ia cuman mempermasalahkan satu hal, yakni perizinan tempat, tidak berbelit menambahkan masalah ini dan itu. Abis itu yaudah, kita salaman kemudian melanjutkan aksi”

Perdebatan di dalam Dekanat tersebut berakhir dengan diizinkannya Ikatan Mahasiswa Ilmu Sejarah melanjutkan aksi. Massa kemudian membubarkan diri pada pukul 12.45 seusai pembacaan pernyataan sikap


====
RALAT: Atas informasi dari media pers lain yang juga melakukan peliputan, LPM Philosofis sempat menurunkan berita ini dari pukul 20.25 WIB (14/10/2025) hingga pukul 10.05 WIB (15/10/2025). Kami melakukan perubahan dalam berita karena terdapat informasi yang keliru dengan didukung oleh bukti terkait. Upaya meralat berita ini menjadi komitmen LPM Philosofis dalam mengimplementasikan kode etik jurnalistik, yakni verifikasi.

Vicky Sa’adah

Reporter: Ainun Zeva, Iqbal Fauzi, Ahmad Syahirul, Rafi Akbar (anggota magang)

Editor: Ariska Sani


Related Posts

Related Posts

Posting Komentar