XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Gejayan Memanggil Tidak Ditunggangi

 
Berbagai rontek turut meramaikan Aksi Gejayan Memanggil (23/9)

“Kami menyatakan bahwa kita, gerakan hari ini tidak ada sangkut pautnya dengan kekuatan politik mana pun.” Ujar Rico Tude, Koordinator Umum (Kordum) Rakyat Bergerak yang ditemui setelah Aksi Gejayan Memanggil, Senin (23/9) sore.

Pernyataannya tak lepas dari isu yang muncul beberapa saat sebelumnya. Kabar yang beredar di media, bahwa aksi ini ditunggangi oleh golongan maupun kelompok politik tertentu. Imbasnya, beberapa kampus secara tertulis menetapkan sikap menolak dan tidak mendukung aksi tersebut. 

Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) misalnya, melalui Surat Edaran Nomor B/3012/UN34/TU.01.02/2019 menyatakan sikap tidak terlibat dan tidak mendukung Aksi Gejayan Memanggil.

Lebih jauh, dalam surat tersebut UNY juga menjelaskan bahwa aksi itu menjadi tanggung jawab perseorangan tanpa melibatkan nama kampus. Hal serupa juga terjadi di Universitas Sanata Dharma dengan Surat Edaran tertanggal 22 September 2019.

Rico menjelaskan bahwa hoaks yang ia anggap beredar luas di media, merupakan suatu bentuk penggembosan terhadap aksi. Saat diwawancarai para wartawan, pria tersebut juga menuturkan bahwa hari ini negara begitu panik dengan aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa. Ia menambahkan, aksi ini murni dari bentuk kesadaran bahwa negara sedang tidak baik-baik saja.

“Kami ingin membuka data dari Social Network Analysis, mereka menyatakan bahwa akun-akun (di Twitter) yang selama ini menyuarakan ‘Gejayan Memanggil’, adalah akun-akun yang tak pernah terlibat dalam pro-kontra politik elektoral kemarin. Artinya ada suatu energi baru, ada suatu kekuatan baru, yang hari ini menggugat rezim.”

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua BEM KM UGM 2018, Obed Kresna Widya Pratistha, yang juga menjadi salah satu inisiator aksi.

Obed Kresna kala ditemui wartawan dari berbagai media pasca-aksi
“Sangat tidak benar. Kami selalu sampaikan sejak awal bahwa aliansi ini sama sekali tidak ditunggangi pihak tertentu, kelompok tertentu, sayap kanan, maupun sayap kiri,” ujarnya kala ditemui wartawan setelah selesai aksi.

“Acara hari ini berjalan sampai akhir dengan lancar dan tertib. Itulah sebuah hal yang persis menunjukan bahwa kami tidak menjadi bagian (tunggangan) kelompok tertentu.” Tambahnya.

Aksi Gejayan Memanggil sendiri adalah inisiasi dari Aliansi Rakyat Bergerak, yang turut diikuti ribuan mahasiswa dan masyarakat. Aksi yang berpusat di Pertigaan Jalan Colombo-Gejayan tersebut, menyuarakan sikap mereka terhadap isu-isu yang diangkat. 

Seperti dalam Kajian, Sikap, dan Press rilis Aliansi Rakyat Bergerak tercantum sikap antara lain: mendesak adanya penundaan dan melakukan pembahasan ulang terhadap RKUHP, mendesak pemerintah melakukan revisi UU KPK yang baru saja disahkan, menolak pasal-pasal bermasalah dalam UU Ketenagakerjaan, dan lain sebagainya.

Aksi yang diawali dengan longmarch dari berbagai titik, mimbar orasi serta aksi teatrikal tersebut, berakhir pukul 16.30 WIB dengan damai. 



Ahmad Effendi
Reporter : Ahmad Effendi, Dissara, Dona Syah
Editor: Rachmad Ganta Samendawai
Related Posts

Related Posts

Posting Komentar