| Foto: Ahmad Syahirul Hadji |
Ratusan massa dari berbagai aliansi mahasiswa bersama sejumlah organisasi masyarakat menggelar aksi damai bertajuk “Jogja Memanggil: Maklumat Rakyat” di Bundaran Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Senin, 1 September 2025. Massa mulai berkumpul sejak pukul 09.00 WIB dan tertib mengikuti aksi hingga membubarkan diri sekitar pukul 14.00 WIB.
Massa aksi kali ini berbeda dari biasanya, mereka berpakaian cerah sebagai simbol kebebasan berekspresi. Massa duduk dengan tertib dan berbagi air minum serta makanan kepada sesama, wujud perlawanan terhadap stigma bahwa demonstrasi merupakan kegiatan yang merugikan masyarakat. Aksi kali ini menegaskan bahwa demonstrasi adalah bagian dari ruang demokratis yang sah dan dapat dilakukan dengan damai.
Tidak hanya orasi, aksi turut diwarnai dengan pertunjukan seni dari mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, khususnya dari Jurusan Seni Karawitan dan Jurusan Seni Teater, Fakultas Seni Pertunjukan. Pertunjukan seni yang dibawakan memberi nuansa damai dan menambah kekhidmatan jalannya aksi.
Dalam pembacaan maklumat rakyat, massa menyinggung berbagai persoalan nasional, mulai dari isu pendidikan hingga reformasi sektor keamanan. Melalui rilis pers resmi, mereka membacakan 18 poin tuntutan terkait penggagalan pemangkasan anggaran pendidikan dan penghentian proyek strategis nasional, pengusutan tuntas segala brutalitas aparat yang merenggut nyawa dan reformasi institusi polri, penerapan pajak progresif untuk orang kaya dan penghapusan segala tunjangan gaji pejabat pemerintah, serta 12 poin lainnya.
Berbeda dengan demonstrasi di depan markas Polda DIY pada Jumat, 28 Agustus 2025 lalu yang diwarnai kericuhan, aksi kali ini berjalan lebih terstruktur dan terkoordinasi. Selama lima jam kegiatan berlangsung, massa tetap berada di kawasan Bundaran UGM sesuai dengan kesepakatan awal, tanpa terjadi insiden yang mengarah pada kericuhan. Bahkan, turut diramaikan pedagang kaki lima yang berjualan dengan gerobak atau sepeda mereka.
Pada pukul 14.00 WIB, aksi resmi ditutup dan diakhiri dengan pembacaan rilis pers serta simbolisasi pembawaan bunga sebagai bentuk ungkapan bela sungkawa. Setelahnya, sebagian massa melanjutkan perjalanan ke makam almarhum Rheza Sendy Pratama, mahasiswa Universitas Amikom Yogyakarta yang meninggal usai menjadi korban represifitas aparat saat demonstrasi di depan markas Polda DIY, untuk melakukan nyekar atau tabur bunga serta mendoakan almarhum.
Aprilianti Azzahra
Reporter: Ahmad Syahirul, Ajmala Sholawatillah, Iqbal Fauzi, Galih Novan
Editor: Ajmala A.S.



