XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Jangan Bertanya Siapa yang Masuk Surga dan Puisi Lainnya

Illustrasi: Tinta Mutiara Nissa

Jangan Bertanya Siapa yang Masuk Surga

 

Jangan bertanya siapa yang akan masuk surga

Jawabannya tentu mahasiswa

Gedung megah ditutup paksa

Namun dari luar mereka mengeruk saku celana

 

Jangan bertanya siapa yang akan masuk surga

Jawabannya tentu mahasiswa

Tak ada akar, rotan pun jadi

Tak ada pemasukan, keluarkan tagihan

Ucap cacing-cacing kelaparan

 

Jangan bertanya siapa yang akan masuk surga

Jawabannya tentu mahasiswa

Kelas-kelas kosong, otak melompong

Dompet bolong

 

Jangan bertanya siapa yang akan masuk surga

Jawabannya tentu mahasiswa

Minta transparansi dituduh anarki

Minta reformasi malah dikebiri

 

Jangan bertanya siapa yang akan masuk surga

Jawabannya tentu bukan birokrat kita

 


 

Baedah Babu Cemara

 

Scckkk sckkk

Paduan suara antara capit, botol, dan goni

Berdendang di antara tong dan tong lagi

Siti Zubaedah,

Bibirnya pucat jiwanya sekarat

 

Baedah, oh Baedah

Mengintip di antara kerumunan warga

Diamatinya layar kaca tak berwarna

Lalu mengulang-ulang lafal yang dihafalnya

“Siapa yang melawan, akan saya gebuki..”

Sembari meringis dengan gigi yang gupis

 

Baedah pulang mencari mamaknya

Menggosok-gosok perutnya

Dan berkata,

Aku mau jadi babunya”

Lalu menoleh ke arah cemara dari balik jendela


-Yogyakarta, 2021-

 


 

Kamar Suara

 

Kotak-kotak mengkotak kotakan

Bolak-balik bilik bilikan

Kamar-kamar berjejer jejeran

 

Berbondong-bondong tuan puan

Menggerogoti tembok-tembok kamar

Berlomba memasuki salah satunya

Menyalami lapar dahaga

Menyuguhkan kesejahteraan

Tapi mereka lupa, mulutnya bau busuk

Dan telinga-telinga kami mulai bebal

 

Penyewaan kamar mulai penuh

Tuan puan membayar mahal demi salah satunya

Seperti ingin segera menyetubuhi kami

Dan menodai kamar-kamar persewaan ini

Padahal kami titipkan jiwa raga di dalamnya

 

Dari luar kamar sempit ini

Terpampang besar raut tuan puan

Membariskan kami di hadapan

Menjamu kemiskinan

Namun mengemis

“Hujani aku dengan suara-suaramu”

 

Tinta Mutiara Nissa

Editor: Farras Pradana

 

 

 

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar