XMsD68HnejBXABBaSiR3nl4DhiBV28OkDfbqDe4F

Aparat Gruduk Wadas, Polres Purworejo Disambangi Masa Aksi Solidaritas

 

Suasana aksi di depan Polres Purworejo, Jumat (11/02). Zafran Hilmy/Philosofisonline.id.


Jumat, 11 Februari 2022, Aliansi Solidaritas untuk Wadas dan mahasiswa menyambangi Polres Purworejo pada pukul 14.000 WIB. Masa aksi menuntut Kapolres Purworejo agar menarik anak buahnya dari Desa Wadas. Tuntutan itu dilandasi penangkapan 67 orang warga Wadas serta solidaritas pada Selasa, 8 Februari oleh aparat kepolisian yang mengawal pengukuran tanah. Perlu diketahui, pengukuran tanah Desa Wadas dilakukan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk tujuan penambangan batuan andesit.

Kehadiran para polisi pada Selasa, 8 Februari di Desa Wadas itu meninggalkan trauma dalam benak warga. Wetub selaku perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, sekaligus pendamping masa aksi mengatakan, banyak warga Wadas yang mengalami trauma.

“Trauma yang dirasakan warga Wadas atas kebrutalan polisi kemarin Selasa amat mendalam, terlebih ibu-ibu dan anak-anak,” ujarnya di sela-sela aksi.

Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa, kejadian tiga hari lalu itu membangkitkan ingat kolektif warga Wadas pada tragedi 23 April 2021 tahu lalu.

Seorang massa aksi berorasi di depan Polres Purworejo, Jumat (11/02). Philosofisonline.id.


Kebrutalan aparat kepolisian pada Selasa, 8 Februari 2021 itu memang terpampang dengan jelas. Para polisi yang datang melakukan perobekan dan pembakaran poster, penangkapan yang membabi buta, serta menaruh anjing di rumah warga untuk menakut-nakuti.

Simpati terhadap apa yang dialami warga Wadas, Mushab yang tergabung dalam masa aksi ikut menyerukan tuntutan. Ia menegaskan, “Kepada aparat negara yang mengintimidasi, merepresi, dan menakut-nakuti untuk menarik semua anggotanya dari Desa Wadas.”

Sedangkan Fikri, selaku koordinator aksi menuturkan, “Kita harus melawan balik”.

Ia menjelaskan bahwa aksi ini adalah wujud perlawanan dari rakyat. Menurutnya, secara politik, ketika rakyat diam maka akan semakin digilas, oleh karena itu harus ada perlawanan.

Sementara itu, Suprihadi selaku perwakilan Polres Purworejo yang menemui massa aksi mengatakan, “Saya akan mengiyakan permintaan temen-temen semua, tapi mohon maaf Bapak Kapolres tidak ada di tempat.” Pernyataan itu tidak diikuti jaminan bahwa tidak akan ada lagi polisi yang ada di Desa Wadas.

Karena tidak diberi kepastian, masa aksi menanyakan kembali soal jaminan apa yang diberikan Polres Purworejo, tetapi tidak direspon. Perwakilan Polres segera mengakhiri sesi dialog. Aksi di depan Polres Purworejo itu berakhir pukul 17.15 dengan bubarnya massa aksi.

======

Keterangan: Sampai berita ini dirilis, aparat masih berkeliaran di desa Wadas.


Zhafran Naufal Hilmy 

Reporter: Zhafran Naufal Hilmy, Irvan Bukhori, Adam Yogatama (magang), Kartiko Bagas (magang), Niku Larrasati (magang), dan Devi Arifah (magang) 

Editor: Farras Pradana

Related Posts

Related Posts

Posting Komentar